About Batam

The Batam island in Riau Islands Province of Indonesia, known for its free trade zone area as part of the Sijori Growth Triangle, is located 20 km (12.5 miles) off Singapore's south coast. The 415 km² (160 miles²) island has a population of 713,960 in December 2006[1], most of whom are Malays (85%) and Chinese (14%). A few indigenous Orang Laut tribes also live on the island.

In the 1970s, the island underwent a major transformation from a largely forested area into a major harbor and industrial zone. The population drastically grew from a few thousand in the 1960s into hundreds of thousands.[citation needed] Located close to Singapore and endowed with a much cheaper labour force, several Singaporean companies have established factories in Batam.

The official language on the island is Indonesian, but due to the sizeable Chinese population, Chinese dialects like Teochew and Mandarin are somewhat widely spoken. Apart from industrial zones, the islands have several resorts and tourist destinations.

Contents

[hide]

SEZ - Special Economic Zones

Since 2006, the Indonesian Islands of Batam, Bintan and Karimun as well as Singapore benefit from the new SEZ scheme introduced by Indonesia and Singapore. Under this rule there will be no tax paid for shipments between these islands. This was introduced to help the economy in this region.

FTZ - Free Trade Zone

Since 29 June 2007, Indonesian government gives full free trade zone status for Batam and enclave status for Bintan and Karimun. This is to address the issue of legal certainty for investors.

According to the plan, Batam will be transformed into shipyard, electronic, and mecatronic industrial development centers; Bintan into textile, footwear, and tourism industrial development centers; and Karimun into shipyard, metal, component, agricultural, and marine produce industrial development centers.

[edit] Geography

Pompong boat for short distance connections in Batam and nearby islands
Pompong boat for short distance connections in Batam and nearby islands

Batam is located East of Karimun and Bulan Island, West of Bintan, North of Rempang, and South of Singapore. Riau Strait (Selat Riau) separates Batam and Bintan.

Communities

  • Northwest : Sekupang
  • North Central : Jodoh, Nagoya, Sungai Panas, Batam Centre, Balai, Batu Ampar, and Bengkong

Transport

Sekupang port with connections to western Indonesian islands, as well as Jakarta, Singapore and Malaysia
Sekupang port with connections to western Indonesian islands, as well as Jakarta, Singapore and Malaysia
Awal Bros hospital in Batam island
Awal Bros hospital in Batam island

Ferry service to nearby cities/countries such as Bintan, Karimun, Singapore and Johor (Malaysia) is the most popular form of transportation. Hang Nadim Airport is the island's only airport with most flights going between Batam and Jakarta.

The ferry ride between Batam and Singapore takes less then one hour. There are several ferry companies operating this route:

  • Penguin
  • Batam Fast
  • Wavemaster

Panoramic view of Batam Center Harbour, photo taken from ferry


See also


http://en।wikipedia.org

Hari Pertama My Mart Beroperasi

Pengunjung Hanya Melihat-lihat

Kamis, 09 Oktober 2008

Hari Pertama My Mart Beroperasi Lagi
BATAM (BP) - Rabu (8/10) kemarin, hari pertama Carnaval Mall atau My Mart mulai beroperasi usai kebakaran hebat yang melanda pusat perbelanjaan yang ramai di awal tahun 90-an ini. Pengunjung yang datang sepanjang hari kemarin sebagian sekedar melihat-lihat sisa kebakaran.

”Sebelumnya juga nggak terlalu ramai, gini-gini juga tapi dipastikan pengunjung yang datang kebanyakan beli, untuk omset lumayanlah,” ungkap Rena pemilik Bamas Computer. Hari pertama buka, diakui Rena, belum ada transaksi jual-beli. Meskipun ada pengunjung yang masuk ke tokonya, baru sekedar menanyakan beberapa produk. Minimnya pengunjung, dimanfaatkan Rena dengan membenahi berbagai barang yang masih berantakan di tokonya.


Kondisi tersebut tampak berbeda dengan toko komputer yang berseberangan dengan Bamas, Winda Komputer. Di etalase toko komputer ini tampak berbagai laptop dari yang baru hingga seken sudah dipajang memenuhi ruangan.


”Sampai siang hari ini sudah ada tiga laptop yang terjual,” ungkap Ari karyawan Winda Komputer.
Diakuinya, meskipun saat kebakaran berlangsung tidak ada kerugian yang dialami, tapi tiga hari Carnaval Mall tutup, menyebabkan kerugian waktu.


Akibatnya, transaksi yang setiap hari bisa menjual lima laptop, selama tiga hari sama sekali tidak bisa melakukan penjualan. ”Kerugiannya itu saja, tapi cukup mempengaruhi pendapatan,” paparnya.


Deti, salah satu pengunjung mengaku baru pertama kali mengunjungi Carnaval Mall. ”Katanya ini pusat penjualan komputer, jadi penasaran setelah kebakaran kemarin,” ungkapnya.


Hanya saja, Deti yang mengaku kurang paham dengan jenis laptop yang dipesan oleh saudaranya, ia tidak menyangka kalau kondisi My Mart saat ia datangi kebanyakan dipenuhi dengan barang seken

Dijual Ponsel Rp83 Miliar


Kejaksaan Negeri Batam segera melelang 83 ribu ponsel hasil tangkapan Kanwil Bea Cukai Karimun, Januari lalu. Lelang akan dilaksanakan setelah ada putusan dari pengadilan yang dibacakan akhir Oktober ini.
”Proses sidang memang masih berlangsung. Namun arah putusannya kan sudah bisa kita baca,” kata Kepala Kejaksaan Negeri Batam Suharto Rasidi kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (8/10).

Menurutnya, lelang akan dilakukan secara terbuka dan diumumkan di media. Siapapun, lanjut dia, boleh ikut asal memenuhi kriteria yang ditetapkan. ”Kita sadar ini kasus besar dan kami tidak akan bermain,” ujar Suharto.


Sebelum proses lelang dijalankan, kejaksaan selaku penanggungjawab akan meminta penghitungan nilai aset yang dilelang kepada lima instansi. Diantaranya, Balai Lelang, Bea Cukai, Sucofindo, Disperindag dan Departemen Keuangan.


Hasil perhitungan dijadikan sebagai pembanding.
Dari hasil penghitungan sementara yang dilakukan Bea Cukai dan kejaksaan sendiri, terdapat perbedaan nilai. Taksiran Bea Cukai, 83 ribu ponsel itu nilainya sekitar Rp60 miliar. Sementara, hitung-hitungan kejaksaan mencapai Rp83 miliar dengan asumsi satu ponsel Rp1 juta.


Suharto menuturkan, perhitungan dari Balai Lelang, Sucofindo, Disperindag dan Departemen Keuangan akan menjadi penentu berapa sebenarnya nilai 83 ribu ponsel hasil sitaan itu. ”Masing-masing instansi menentukan taksirannya. Nanti, seluruh taksiran itu dijumlahkan dan dibagi sesuai jumlah instansi yang terlibat dalam penaksiran,” ungkapnya.


Hasil lelang sendiri, nantinya akan disetorkan kepada negara, termasuk dari pajak. Sebagian kecil disisihkan sebagai uang miskin, sedang sebagian lainnya untuk membayar jasa Balai Lelang. Ponsel selundupan yang akan dilelang itu, terdiri 83 ribu unit ponsel berbagai merek dan aksesori. Diantaranya, merk Nokia E-90, Nokia N-73 Music Edition, Nokia N-70 Music Edition, Nokia 6500, Nokia 5700, Nokia 3230, Sony Ericsson w700i, dan Titan Phone T999.


Sekadar mengingatkan, puluhan ribu ponsel itu disita dari KM Harapan Baru GT 7 berbendera Indonesia di Perairan Batu Beranti, Kepulauan Riau, Januari lalu. Selain ponsel, petugas juga mengamankan nakhoda kapal bernama Tan A Tie serta ABK-nya. Terkait proses hukum, kendati sudah menyidangkan tiga terdakwa, namun hingga kini pemilik ponsel-ponsel generasi baru itu belum berhasil diungkap.


”Bagi kejaksaan, pemilik ponsel itu ya tiga terdakwa yang ditangkap di atas kapal tersebut,” tegas Suharto
http://batampos.co.id